WahanaNews-Sulsel | PT PLN (Persero) memanfaatkan sisa pembakaran batu bara (FABA) PLTU Suralaya untuk bahan baku kontruksi.
PLN mengelola Fly Ash Bottom Ash (FABA) tersebut menjadi barang ekonomis.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
General Manager PT Indonesia Power Suralaya Power Generation Unit, Rahmad Handoko mengungkapkan, seluruh FABA dimanfaatkan baik untuk kegiatan produksi batu bata, bahan baku produksi untuk semen, beton maupun kegiatan hilirisasi lainnya.
"Harapannya setelah delisting pemanfaatan lebih masal shingga tidak jadi beban biaya malah harapan dua tahun ke depan sudah ada nilai ekonomi," kata Rahmad saat ditemui wartawan di Pabrik Pemanfaatan FABA PLTU Suralaya, Rabu (20/4/2022).
Asal tahu saja, pemerintah sebelumnya telah mengkategorikan FABA menjadi limbah non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Meski terus mendorong pemanfaatan FABA, Rahmad memastikan pengolahan FABA juga tetap dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Sementara itu, Direktur Operasi 1 PT Indonesia Power M Hanafi Nur Rifa'i mengungkapkan, FABA juga diolah untuk bahan konstruksi Proyek PLTU Jawa 9-10 yang tengah berlangsung.
"Kami sudah kerjasama dengan PLTU 9-10 untuk (pemanfaatan) bottom ash dari PLTU Suralaya," terang Hanafi.