"Defisit ini diperkirakan akan mencapai Rp 71,1 triliun untuk PLN," ujarnya.
Per 30 April 2022 PT PLN (Persero) telah menarik pinjaman sebesar Rp 11,4 triliun dan akan melakukan penarikan pinjaman kembali di Mei dan Juni.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dengan begitu total penarikan pinjaman sampai Juni diperkirakan mencapai Rp 21,7 triliun sampai Rp 24,7 triliun.
Jika tidak ada tambahan kompensasi dari pemerintah, sampai Desember 2022 arus kas operasional PLN diproyeksikan akan defisit Rp 71,1 triliun.
Untuk itu, pemerintah meminta restu kepada Banggar DPR RI untuk menambah anggaran subsidi dan dana kompensasi energi sebesar Rp 291 triliun menjadi Rp 443,6 triliun pada tahun ini.[jef]