WahanaNews-Sulsel | Selama 4 hari Sulawesi Selatan (Sulsel) diguyur hujan deras, hal tersebut diakibatkan adanya penambahan massa uap air.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet dalam keterangan resminya, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Irwan mengatakan, jika kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan.
Menurut Irwan, hasil analisis terkini menunjukkan MJO (Madden Julian Oscillation) aktif di kuadran 3 dan bergerak menuju kuadran 4 dan 5 (Maritime Continent).
Selain itu anomali suhu muka laut di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Selayar, dan Teluk Bone bagian Selatan bernilai positif sehingga menambah massa uap air di wilayah Sulawesi Selatan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Selain itu, kelembaban udara lapisan atas hingga ketinggian 500 mb diprakirakan dalam kondisi basah (70-100 persen).
“Prakiraan tanggal 20-23 Februari 2022, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat meliputi Kota Makassar dan Kota Pare-Pare, Kabupaten Barru, Pangkajene Kepulauan, Maros, Takalar. Wilayah Sulawesi Selatan bagian tengah meliputi Kabupaten Soppeng dan Gowa. Wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan dan timur meliputi Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bone bagian selatan, Sinjai, Bulukumba, dan Kabupaten Kepulauan Selayar,” ungkapnya.
Irwan membeberkan adanya angin kencang di pesisir barat, selatan, dan timur Sulawesi Selatan. Dia juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulsel.
Gelombang dengan ketinggian Moderate Sea (Gel. 1,25-2,5 m) terjadi di Perairan Spermonde Makassar, Perairan Kepulauan Selayar, dan Laut Flores sedangkan Gelombang dengan ketinggian Rough Sea (Gel. 2,5-4,0 m) terjadi di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep, dan Teluk Bone bagian Selatan.
“Kepada masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat, laut, udara agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi pada tanggal 20 hingga 23 Februari 2022. Dampak tersebut antara lain potensi banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, keterlambatan jadwal penerbangan, pelayaran, dan meluapnya area tambak budidaya,” ujar dia.
Irwan menambahkan, masyarakat diharapkan selalu memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik.[jef]