WahanaNews - Sulsel | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, 1.168 rumah rusak akibat bencana hidrometeorologi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Selama periode 23 Desember 2022 hingga 7 Januari 2023 tersebut juga dilaporkan 60.948 jiwa terdampak dari 26.263 kepala keluarga (KK).
"Akibat bencana hidrometeorologi terdapat 19 kabupaten/kota terdampak," ujar Plh Sekda Pemprov Sulsel, Andi Aslam Patonangi dalam pemaparannya di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Senin (9/1/2023).
Baca Juga:
Soal Teror Rumah Bappilu Gerindra Sulsel, Serma Arifuddin Adik Mentan Mangkir Panggilan Denpom
Pada kesempatan ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapat koordinasi bersama Forkopimda Sulsel. Sinergi dilakukan untuk memperkuat mitigasi bencana yang akan terjadi di Sulsel di masa akan datang.
"Kita mulai harus berpikir bagaimana kalau hujan yang sama di tahun depan, di 2024 tidak banjir seperti sekarang. Kalaupun banjir yah lebih kecil dari sekarang," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan usai rapat.
"Tadi kami sudah berdiskusi, memberi penekanan, agar pemerintah daerah segera merencanakan apa-apa yang harus diperbaiki, supaya tidak terjadi lagi di tahun depan," sambungnya.
Baca Juga:
Jengkel Tidak Terima Diputusin, Polisi Pukuli Pacar di Sulsel
Suharyanto menjelaskan, di Sulsel tahun ini juga akan menggunakan teknologi modifikasi cuaca. Seperti halnya yang telah dilakukan di daerah lainnya.
"Ini terbukti bisa sedikit mengurangi curah hujan yang turun. Ini sudah dilakukan di DKI (Jakarta), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan sekarang di Sulsel," paparnya.
Suharyatno menegaskan, pusat mendukung upaya pemerintah daerah dalam berinovasi melakukan mitigasi bencana. Dalam hal ini BNPB menyerahkan bantuan dana ke daerah yang terdampak bencana dengan total Rp4 miliar. Anggaran tersebut diberikan ke 14 kabupaten/kota di Sulsel dan Pemprov Sulsel.
Daerah di Sulsel yang paling terdampak cuaca ekstrem diantaranya, di Kabupaten Wajo yang menyebabkan 57 rumah rusak berat, 22 rusak sedang, dan 179 rumah rusak ringan yang disebabkan angin kencang.
Kemudian di Kabupaten Jeneponto 30 rumah rusak berat, 14 rusak sedang, dan 14 rumah rusak ringan akibat angin kencang. Lalu di Kabupaten Sidrap 9 rumah rusak berat, 18 rusak sedang, dan 187 rumah rusak ringan.[mga]