WahanaNews-Sulsel | Banyaknya jalan rusak di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), Legislator DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan kepada Gubernur Andi Sudirman Sulaiman agar mengatur jam operasional truk.
Pasalnya, aktivitas truk yang melebihi tonase dinilai menjadi penyebab kerusakan jalan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Ini sesuai hasil evaluasi. Kerusakan jalan itu faktor paling mempengaruhi karena beban berat muatan truk, kelebihan tonase," kata Ketua Komisi A DPRD Sulsel, Selle KS Dalle, seperti dilansir dari detikSulsel, Jumat (25/3/22).
Selle mengatakan, kerusakan jalan yang cukup parah terutama di ruas jalan provinsi di kawasan Makassar, Gowa dan Maros. Sehingga menurutnya perlu ada kebijakan khusus.
"Pertama, jam operasional truk (diatur) kemudian soal bagaimana mengontrol muatan (truk)," usulnya.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Pemprov Sulsel disebutnya mesti memfasilitasi pertemuan dengan Pemkab Gowa, Pemkab Maros dan Pemkot Makassar terkait regulasi ini.
Pengaturan jam operasional truk ini harus duduk bersama untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
"Ini tantangan untuk pak gubernur menjalankan fungsi kordinasi kepada kepala daerah, bupati atau wali kota untuk duduk bersama membicarakan persoalan ini," jelasnya.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulsel ini menuturkan anggaran untuk pemeliharaan jalan tidak kecil.
Sehingga kerusakan jalan mesti diantisipasi. Seperti dari hasil evaluasi, sejumlah ruas jalan provinsi terutama dari arah Gowa kondisinya cepat rusak.
"Belum selesai, belum kering keringat untuk pengerjaan perawatan jalan sudah rusak lagi. Padahal perbaikan ini bukan anggaran sedikit," ungkapnya.
Diakuinya bisa jadi di titik-titik tertentu kerusakan jalan dipicu karena pengerjaannya kurang bagus namun ini sangat kecil ditemukan. Penyebab utamanya karena kelebihan muatan sehingga jalan mudah rusak.
"Truk-truk yang melintas berkapasitas besar dan muatannya melebihi tonase. Ini semua yang perlu diatur," tukasnya.
Sebelumnya sejumlah jalan provinsi disorot karena kerusakannya sangat parah. Salah satunya Jalan Antang Makassar yang tingkat kerusakannya cukup parah. Namun Pemprov Sulsel hanya bisa menangani dengan tambal sulam.
Padahal warga sekitar mengungkapkan, setiap hari ada pengendara motor yang mengalami kecelakaan akibat lubang yang dalam di Jalan Antang.
Gubernur Andi Sudirman Sulaiman sebelumnya mengungkap sulit untuk mengupayakan menganggarkan perbaikan tuntas Jalan Antang Makassar di APBD Perubahan tahun ini. Sisa waktunya terbatas sehingga tidak memungkinkan pengerjaan dan perampungan proyek fisik bisa terkejar.
"Sulit di (APBD) Perubahan (2022) karena alasan waktu tidak memungkinkan untuk pengerjaan fisik," ungkap Andi.
Sudirman khawatir dengan waktu pengerjaan yang terbatas pengerjaan proyek fisik tidak efisien dan maksimal.
Apalagi ada proses tender dahulu yang memakan waktu sehingga dikhawatirkan pekerjaan tidak sesuai harapan karena mengejar sisa batas waktu.
"Kita sudah masukkan di RKPD 2023 untuk ruas jalan itu," tambahnya.
Kendati demikian dia memastikan Jalan Antang tetap akan ditangani kerusakannya tahun ini. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel akan melakukan pemeliharaan rutin berupa perbaikan tambal sulam. Langkah ini dilakukan agar kerusakan Jalan Antang tidak bertambah.
"Misalnya ditambal dahulu sedikit agar tidak rusak," ungkap Andi.[jef]