Sulsel.WahanaNews.co, Makassar - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyiapkan subsidi penerbangan sebesar Rp 26 miliar pada tahun 2024 ini. Subsidi penerbangan itu diterapkan untuk 5 rute penerbangan di wilayah Sulsel.
"(Subsidi penerbangan) Rp 26 miliar ini, tapi tidak di bulan Januari juga. Tapi bisa jadi di Februari atau Maret itu bisa mulai. Ini kan baru kita pembicaraan kontrak dengan pihak vendor," ujar Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sulsel Erwin Sodding kepada wartawan, Kamis (11/01/24).
Baca Juga:
Jaksa Kembalikan Berkas Perkara Kasus Pabrik Uang Palsu UIN Makassar, Tidak Lengkap
5 rute penerbangan yang disubsidi diantaranya Makassar-Masamba, Masamba-Sorowako, Makassar-Bone, Makassar-Selayar, dan Bone-Kendari. Erwin menyebut subsidi di tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya.
"Naik. Karena kan rasio frekuensinya kita tambah. Karena dulu Rp 20 miliar itu kita mulai di bulan 5," jelasnya.
Dia menuturkan saat ini pihaknya sedang mengevaluasi rute penerbangan yang keterisian penumpangnya tidak di mencapai 50 persen. Sehingga untuk rute yang disubsidi belum berubah hingga saat ini.
Baca Juga:
Tersangka Pembuat Pabrik Uang Palsu UIN Makassar Belajar Autodidak
"(Perubahan rute yang disubisidi) Sementara ini kan kita bicarakan kembali. Karena kan evaluasi kemarin itu ada beberapa rute yang tingkat keterisian penumpangnya tidak di atas 50%. Karena itu tadi mungkin memang orang lebih pilih prepare naik udara dibanding naik mobil," bebernya.
Hanya saja, Erwin enggan menyebutkan rute mana saja yang keterisian penumpangnya belum mencapai 50 persen itu. Menurutnya, data rute itu untuk sementara waktu masih belum dapat diungkap ke publik.
"Belum bisa saya sebutkan datanya sekarang tapi saya kasih dalam waktu dekat," singkatnya.
Dia menambahkan, evaluasi rute ini dapat berimbas pada pengurangan jumlah frekuensi penerbangan di rute yang low factornya tidak mencapai 50 persen. Hal ini dilakukan agar subsidi yang diberikan betul-betul tepat guna bagi masyarakat.
"Dievaluasi mungkin frekuensinya yang dikurangi. Frekuensi dulu yang kemarin yang tahun lalu misalnya tiga kali seminggu di ubah jadi sekali seminggu. Supaya kan kasihan juga ini kita pakai uang negara yang kemudian nanti tidak menyentuh langsung ke masyarakat karena faktor keterisian penumpang yang terbatas," sebutnya.
"Jadi ketika subsidinya tidak tepat sasaran dengan tingkat keterisian penumpang yang tidak sesuai dengan jumlah kursi nah ini takutnya jadi pemborosan," tambah Erwin.
Erwin mengatakan subsidi rute penerbangan yang dikurangi frekuensinya itu akan dialihkan ke rute lainnya yang lebih banyak penumpangnya. Misalnya rute Makassar-Selayar yang paling banyak diminati.
"Iya dialihkan ke rute lain. Karena ada rute lain yang padat sekali sampai waiting list penumpang. Contoh Selayar itu waiting list. Karena pertama kan dua kali orang dua moda transportasi yang dia harus pakai. Harus lewat laut sama darat," pungkasnya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]