WahanaNews-Sulsel | Sopir angkutan kota (angkot) berinsial BS (50) tewas setelah cekcok mulut hingga berujung perkelahian dengan seorang anggota TNI di Lorong 13, Jalan Rajawali, Kecamatan Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/3/2022).
Diketahui, BS sebelumnya pernah juga terlibat dalam kasus pembunuhan anggota TNI.
Baca Juga:
159 Tahun Jeneponto, Gubernur Sulsel Berikan Bantuan Dana Rp 10 Miliar
Kapendam XIV/Hasanuddin Kolonel Infanteri Rio Purwantoro mengatakan, antara korban dan pelaku tidak saling kenal. Keduanya berkelahi karena kesalahpahaman.
"Perselisihan ini motifnya diduga kesalahpahaman, karena antara oknum anggota TNI dan pelaku pengejaran (BS) tidak pernah ada permasalahan sebelumnya. Tiba-tiba ketemu di lorong," kata Rio Purwantoro, Sabtu (5/3/2022),
Kolonel Rio menjelaskan berdasarkan informasi tim intelijen, kronologi kejadian malam itu, korban memperbaiki angkot depan rumahnya, tapi memarkir di tengah jalan lorong. Karena menghalangi jalan, Sersan DJ menegur yang bersangkutan.
Baca Juga:
Viral! Wanita Rentenir di Sulsel, Larang Pemakaman Jenazah Karena Belum Bayar Hutang
"Saudara minta maaf, minta tolong mobilnya kalau bisa diparkir agak ke pinggir karena orang tidak bisa lewat," kata Kapendam menirukan dialog saat kejadian sesuai keterangan pelaku.
Namun, korban mengatakan hanya sebentar saja, dan tidak merespons teguran itu. Lalu ditegur kembali, tetapi dengan spontan dan nada menantang mengatakan bahwa dirinya baru keluar dari penjara, atas kasus pembunuhan anggota TNI.
Menurut Kolonel Rio, setelah dicek datanya, ternyata peristiwa pembunuhan anggota Yon Kav pernah dilakukan oleh korban BS pada tahun 2007.
Tidak terima ditegur, lanjut dia, akhirnya terjadi cekcok adu mulut antara BS yang tidak mengenakan baju hingga terlihat tato di tubuhnya, dengan Serma DJ.
Seketika itu, Serma DJ dikejar oleh BS sampai di sudut bangunan, dan akhirnya terpojok. Korban lalu menyerang menggunakan kunci roda mengenai kepala serta pisau mengenai rahang atas setelah ditangkis Serma DJ yang semula diarahkan ke tubuhnya.
"Karena merasa terdesak, Serma DJ melakukan pembelaan diri dan berhasil merampas pisau badik milik BS, kemudian menusuknya tepat di ulu hati, lalu korban jatuh terkapar. Begitu juga Serma DJ seketika itu linglung dan jatuh pingsan," ujar Kolonel Rio menjelaskan.
Pihaknya berharap semua pihak tidak terpancing ataupun terprovokasi. Sebab, permasalahan itu sudah ditangani Polisi Militer, Denpom XIV/4 Makassar dan pihak kepolisian.
"Jadi, sementara ini dalam proses pemeriksaan lebih lanjut," katanya menegaskan.
Akibat dari perselisihan ini Serma DJ dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka robek di dagu kiri dengan panjang enam centimeter dengan lebar satu centimeter.
Luka robek di dagu panjang dua centimeter, dan luka robek pada kepala/ubun-ubun panjang dua centimeter. Korban BS meninggal dunia karena kena tusukan pisau pada bagian ulu hati.
Sebelumnya, warga sekaligus Ketua RT setempat Sri Rejeki membenarkan terjadi perkelahian di wilayah kerjanya. Duduk persoalan diduga gara-gara korban parkir di jalanan saat memperbaiki angkot lalu ditegur yang bersangkutan.
"Saya dengar ada suara ribut-ribut warga, nanti ramai-ramai, ada perkelahian warga katanya dengan tentara. Ini korban dibilang parkir di tengah jalan, ditegur lalu dia malah marah-marah," ujarnya.[jef]