WahanaNews-Sulsel | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memastikan Indonesia siap menekan emisi karbon sebesar 41 persen hingga 50 persen.
Hal ini merupakan target terbaru pemerintah untuk berkontribusi dalam menahan laju pemanasan global di bawah 2 derajat celcius.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Indonesia telah siap mengurangi emisi (karbon) antara 41 persen-50 persen, dengan syarat ada dukungan internasional yang cukup," ungkap Luhut dalam keterangan resmi, Selasa (2/11).
Luhut menyebut target baru pemerintah tertuang dalam peta jalan kontribusi yang ditentukan secara nasional atau Nationally Determined Contributions (NDC).
Untuk mencapai itu, Luhut menyebut pemerintah melakukan beberapa tindakan untuk memperkuat tindakan-tindakan adaptif dan program konservasi mangrove serta gambut.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Kami telah melaksanakan berbagai program untuk memperkuat ketahanan pesisir seperti pelaksanaan adaptasi berbasis ekosistem dalam pengembangan kawasan pesisir, manajemen mangrove terintegrasi, serta pengendalian pencemaran laut," jelas Luhut.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan negosiasi tentang kerja sama internasional dalam pasal 6 Paris Agreement masih 'mandek'. Hal itu, kata Luhut, dapat menghambat negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk memobilisasi pendanaan untuk target iklim yang lebih ambisius.
Untuk itu, Indonesia tak tinggal diam menunggu Pasal 6 dalam Paris Agreement diberlakukan.
"Dengan bangga kami ingin menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saya menandatangani perpres yang menetapkan kerangka nasional dalam melaksanakan NDC serta instrumen penentuan harga karbon," ucap Luhut.
Dalam kesempatan berbeda, Luhut juga menjelaskan mengenai target pengurangan sampah plastik di Indonesia. Menurut dia, pemerintah menargetkan mengurangi sampah plastik laut hingga 70 persen pada 2025 mendatang.
"Mendukung tujuan nasional yang ambisius, Indonesia menargetkan mengurangi 70 persen sampah laut pada 2025," ujar Luhut.
Untuk mencapai target itu, pemerintah mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah. Salah satu proyek yang sudah beroperasi berada di Surabaya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengelolaan sampah menjadi energi baru terbarukan (EBT) menggunakan teknologi refuse-derived fuel (RDF). Salah satu proyek RDF yang sudah berjalan di Indonesia berada di Cilacap. [non]