WahanaNews - Sulsel | PT PLN (Persero) mencatat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mencapai 45,8 persen yang melampaui 23 persen dari target nasional pada 2025.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin mengatakan, dengan pasokan daya yang dimiliki saat ini PLN memastikan kebutuhan listrik untuk masyarakat mencukupi.
Baca Juga:
Jengkel Tidak Terima Diputusin, Polisi Pukuli Pacar di Sulsel
"Dengan pasokan yang andal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat," ujar Andy di Makassar, dikutip Kamis (11/5/2023).
Ia mengatakan, saat ini sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan, khususnya di Sulselrabar telah disuplai oleh energi terbarukan, seperti PLTB Tolo (60 MW), PLTB Sidrap (70 MW), PLTA Bakaru (2x63 MW), PLTA Poso (515 MW), PLTA Malea (90 MW), dan PLTA Bili-bili (19,5 MW).
Dengan sistem kelistrikan di Sulsel tersebut, maka PLN mencatat cadangan daya area Sulselrabar mencapai 277 MW dengan daya mampu 1.949 MW, sementara beban puncak hanya berada di angka 1.672 MW.
Baca Juga:
Remaja di Gowa Diduga Dianiaya Anggota Polda Sulsel hingga Babak Belur
Maka, guna menangkap berbagai peluang kerja sama, ada beberapa strategi yang dilakukan PLN. Pertama, PLN memastikan pelanggan mendapatkan pasokan listrik yang cukup.
Kedua, langkah yang dilakukan PLN adalah gencar mempromosikan promo tambah daya serta percepatan proses sambung baru dan tambah daya.
"PLN sudah menyediakan aplikasi PLN Mobile untuk mempercepat seluruh proses mulai dari pasang baru, tambah daya, bayar listrik, hingga membeli token. Dengan hadirnya PLN Mobile, layanan PLN semakin mudah dijangkau dan cepat," ujar Andy.
Ketiga, menyasar seluruh peluang pangsa pasar, mulai dari Industri smelter, rumah tangga, sektor pertanian, budi daya ikan, pedagang kaki lima, hingga kendaraan listrik.
Andy menjelaskan, PLN berkomitmen untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program electrifying agriculture. Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat program electrifying agriculture.
Selain mendukung electrifying agriculture, hal ini juga merupakan langkah PLN untuk memenuhi listrik di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Salah satunya Desa Saruran, Kabupaten Enrekang yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari permukiman penduduk yang saat ini sudah dapat menikmati pelayanan dari PLN. Adapun total daya terpasang untuk pelanggan tersebut sebesar 795 kiloVolt Ampere (kVA).[mga]