“PLN berkomitmen untuk mendukung peningkatan ekonomi di sektor kemaritiman, untuk itu ALMA hadir bagi kapal yang sedang dengan mengubah pola pemakaian berbasis mesin BBM menjadi berbasis listrik,” katanya.
Sementara itu, salah satu pelanggan yang telah menggunakan ALMA di Pantai Losari, Kota Makassar, Aldrin turut merasakan dampak positif terhadap penekanan biaya operasional kapal phinisinya.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Dirinya menambahkan, saat kapal Phinisi bersandar biasanya memakan biaya sampai dengan Rp8 juta per bulan untuk membeli BBM guna mengoperasikan peralatan listrik di kapalnya.
"Kapal yang digunakan untuk edukasi masyarakat ini tentu membutuhkan pasokan listrik dan kami merasa terbantu dengan hadirnya ALMA," ujar Aldrin.
Ketua Yayasan Phinisi Pusaka Indonesia tersebut mengaku saat pandemi kapal lebih banyak bersandar, sehingga ia harus mencari cara guna menekan biaya operasional.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Semenjak beralih dari BBM menggunakan listrik dari November 2021 lalu, kami hanya mengeluarkan biaya operasional Rp3,5 - 4 juta per bulan saat bersandar. Artinya kami menghemat biaya operasional sangat signifikan sampai dengan 50 persen per bulan," ujarnya.
Dirinya berharap kedepannya PLN dapat menambah ALMA di pelabuhan lainnya agar dapat dinikmati oleh seluruh kapal yang bersandar.
"Kapal ini sudah berlayar hingga ke Indonesia Timur dan kami merasakan dampak positif dengan adanya ALMA, oleh karena itu semoga ke depannya PLN dapat menghadirkan ALMA di setiap pelabuhan," ujarnya.[jef]