Sulsel.WahanaNews.co| PT PLN (Persero) mencatat peningkatan transaksi di unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang beroperasi di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) saat momen mudik Lebaran 2024. Peningkatan transaksi naik hingga tiga kali lipat.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin mengatakan, transaksi penggunaan SPKLU oleh masyarakat meningkat signifikan. Hingga tanggal 9 April 2024, PLN mencatat ada 76 transaksi di momen mudik Lebaran tahun ini.
Baca Juga:
Sambut HLN Ke-79, Donasi Insan PLN Terangi 3.725 Keluarga se-Indonesia
"PLN mencatat, jumlah transaksi di SPKLU melonjak hingga tiga kali lipat pada periode arus mudik tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama 2023 lalu dari 23 transaksi menjadi lebih dari 76 transaksi," kata Andy dalam keterangannya beberapa waktu lalu dilansir dari detik sulsel.
Andy menjelaskan, PLN menjamin kesiapan layanan 21 unit SPKLU yang beroperasi di 12 lokasi tersebar di wilayah Sulselrabar. Selain itu, PLN juga menyiapkan charging station pada jalur trans Sulawesi.
"Tidak hanya berfokus pada kendaraan listrik roda empat, PLN UID Sulselrabar juga telah menyiapkan 1.103 unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) bagi kendaraan listrik roda dua," ujarnya.
Baca Juga:
Tujuh Tahun Terakhir, Rasio Elektrifikasi PLN NTT Naik 34 Persen
Lokasi-lokasi SPKLU, SPBKLU dan SPLU sebut Andy, dapat diakses melalui menu Electric Vehicle pada Aplikasi PLN Mobile. Kata dia, PLN terus berinovasi dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
"Bagi masyarakat yang ingin mudik menggunakan kendaraan listrik sekarang tidak perlu ragu lagi. PLN sudah menyiapkan manajemen perjalanan mobil listrik dengan fitur Trip Planner di aplikasi PLN Mobile," tandas dia..
Lebih lanjut, Andy menuturkan, lewat menu Trip Planner, pemudik dapat mengatur titik berangkat dan titik tujuan dan secara otomatis PLN Mobile akan memberikan rekomendasi titik-titik SPKLU yang dilalui pada rute tersebut.
Selain itu, Andy mengisahkan pengalamannya menggunakan mobil listrik yang lebih hemat dibandingkan BBM. Kata dia, jarak tempuh 750 km hanya membutuhkan 90 kiloWatt hour (kWh).
"Asumsi tarif listrik Rp 2.466 per kWh apabila melakukan pengisian daya di SPKLU, maka hanya diperlukan sekitar Rp 221.940,-. Sedangkan dengan kendaraan konvensional dengan jarak yang sama membutuhkan 90 liter BBM dengan total biaya sebesar Rp 1,5 Juta," paparnya.
Andy juga mengajak masyarakat untuk bisa beralih dari kendaraan berbasis fosil ke kendaraan listrik. Ia menegaskan, dengan menggunakan kendaraan listrik masyarakat sudah turut berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon transportasi sampai 56 persen.
"Dibandingkan mobil konvensional, saya dapat menghemat biaya sebesar Rp 1,2 jutaan. Saya sudah membuktikan sendiri menggunakan mobil listrik jauh lebih efisien dan yang terpenting ramah lingkungan," tandas Andy.
[Redaktur: Frans Dhena]