"Saya yakinkan ini bukan rudal, cuma ini adalah bagian daripada kelengkapan persenjataan bilamana digunakan untuk militer. Jadi ada kalanya militer mau menggunakan senjata tertentu memanfaatkan alat seperti ini untuk mengambil data kedalaman laut," bebernya.
Benny menambahkan alat tersebut masih aktif, karena lampu indikatornya masih menyala. Ia menegaskan penemuan alat tersebut akan diteliti TNI AL apakah untuk kepentingan militer atau pelayaran umum.
Baca Juga:
159 Tahun Jeneponto, Gubernur Sulsel Berikan Bantuan Dana Rp 10 Miliar
"Kalau saya lihat lampunya masih berkedip. Alat akan diteliti Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut," kata dia.
Sementara itu, Komandan Gugus Keamanan Laut Laksamana Pertama TNI I Gung Alit Jaya mengatakan pihaknya menerima dua alat sensor tersebut pada Jumat (18/2) dari TNI-Polri dan Camat Pasimasunggu.
Ia menjelaskan dua alat sensor tersebut ditemukan pada waktu berbeda.
Baca Juga:
Viral! Wanita Rentenir di Sulsel, Larang Pemakaman Jenazah Karena Belum Bayar Hutang
"Yang hijau ini ditemukan pada 9 Februari 2022 oleh nelayan bernama Bapak Arifin. Sedangkan yang merah ini ditemukan diperkirakan 10 tahun lalu juga oleh warga Selayar," kata dia.
Ia menyebut kedua benda tersebut memiliki fungsi yang sama yakni sensor bawah laut. Ia menegaskan kedua alat tersebut masih dalam kondisi aktif.
"Kemampuan benda ini adalah memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengambil data yang dibutuhkan di bawah laut," tuturnya.