Dirinya juga mengapresiasi layanan PLN yang responsif, mengingat kebun bawangnya terletak di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk.
Hasbi menambahkan, dengan meningkatknya kapasitas produksi penghasilannya pun juga meningkat menjadi Rp69 juta per tahun.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Respon PLN sangat baik dan cepat, mengingat lokasi kebun bawang kami berada di pegununganan ,"kata Hasbi.
Sementara, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin mengatakan, khusus di daerah Kabupaten Enrekang PLN sudah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Pemerintah Daerah dalam hal pemanfaatan listrik untuk budidaya bawang merah.
Ia menjelaskan, PLN berkomitmen untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program Electrifying Agriculture.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat program Electrifying Agriculture.
“Selain mendukung electrifying agriculture, hal ini juga merupakan langkah PLN untuk memenuhi listrik di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Mengingat Desa Saruran, Kabupaten Enrekang yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk yang saat ini sudah dapat menikmati pelayanan dari PLN,” papar Andy.
Andy mencatat, khusus di Kabupaten Enrekang terdapat 75 petani bawang merah dengan peruntukan pompanisasi telah menjadi pelanggan PLN. Adapun total daya terpasang untuk pelanggan tersebut sebesar 795 kiloVolt Ampere (kVA).