WahanaNews - Sulsel | PT PLN (Persero) melalui program Electrifying Agriculture (EA) terus mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan petani Indonesia.
Salah satu petani yang memanfaatkan program Electrifying Agriculture ini adalah kebun bawang merah milik Hasbi dari Desa Saruran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mampu menghemat biaya operasional sampai 75 persen.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dengan menggunakan listrik, Hasbi mengaku lebih praktis untuk kebutuhan pengairan dan pencahayaan kebun bawang merahnya saat malam hari.
"Hadirnya listrik sangat mempermudah kami dalam pengoperasian mesin pompa air, hanya tinggal menekan tombol saja. Yang terpenting kami tidak perlu repot-repot lagi mengantre untuk membeli bahan bakar," ujar Hasbi, dikutip Kamis (27/4/2023).
Hasbi mengatakan, sebelum ada listrik, ia menghabiskan biaya operasional sebesar Rp5,2 juta per panen. Kini, melalui program Electrifying Agriculture dengan daya listrik terpasang sebesar 10.600 Volt Ampere (VA), kebunnya hanya membutuhkan biaya Rp1,3 juta per panen.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dengan kata lain, apabila dalam satu tahun Hasbi memanen kebun bawangnya sebanyak enam kali, maka secara kumulatif ia menghemat sebesar Rp23,4 juta per tahun.
Hasbi menambahkan, listrik tidak hanya berdampak positif bagi penghematan operasional tetapi juga berpengaruh kepada peningkatan kapasitas produksi.
"Sebelum menggunakan listrik produksi kami hanya 45 ton bawang merah per tahun, hadirnya listrik ternyata juga meningkatkan kapasitas produksi menjadi 48 ton per tahun," ungkap Hasbi.