WahanaNews - Sulsel | PT PLN (Persero) menunjukkan komitmennya sebagai pionir dalam upaya mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan menggelar parade motor listrik (molis) di Kota Makassar Sulawesi Selatan saat Festival PLN E-Motion
Parade motor listrik ini menjadi bagian dari rangkaian Festival PLN E-Motion yang digelar selama dua hari, 6-7 Juni dengan tema Konversi Motor BBM ke Motor Listrik menuju Net Zero Emission.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin mengatakan, parade menggunakan motor listrik menjadi ajang sosialisasi yang efektif karena warga bisa melihat langsung bentuk fisik sepeda motor listrik dan keunggulan lain, yaitu tidak menimbulkan suara berisik dan tidak berasap.
"Kegiatan berkeliling dengan menggunakan motor listrik sebagai upaya PLN untuk mengenalkan keunggulan penggunaan motor listrik kepada masyarakat," kata Andy di Makassar, dikutip Kamis (8/6/2023).
Andy berharap, dengan kegiatan ini, dapat mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik sekaligus menumbuhkan kesadaran penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan, yang selaras dengan target emisi nol karbon.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dipaparkannya bahwa, untuk 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,5 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya setara 1,5 kg CO2e.
Selain ramah lingkungan, biaya operasional motor listrik jauh lebih murah dibandingkan motor konvensional. Pada motor konvensional dengan jarak tempuh 40 kilometer (km) menghabiskan 1 liter BBM, sedangkan motor listrik dengan jarak sama menghabiskan 1 kWh.
Pengguna motor listrik pun, kata dia, hanya memerlukan biaya Rp1.699,53 per kWh untuk menempuh jarak 40 km sedangkan motor konvensional bisa menghabiskan sekitar Rp13 ribu per liter untuk menempuh jarak yang sama. Artinya, pengguna motor listrik dapat menghemat biaya operasional sampai 86 persen.