PLTM Maiting Hulu 2 merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik (independent power producer atau IPP), yaitu PT Brantas Prospek Energy.
Pembangkit ini turut memperkuat sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN UIW Sulselrabar dengan memanfaatkan debit Sungai Maiting.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Beroperasinya PLTM Maiting Hulu 2 ditandai dengan penandatanganan berita acara Commercial of Date (COD) oleh General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid dan Direktur PT Brantas Prospek Energy, Wahyu Gutomo, dengan disaksikan oleh Direktur Utama PT Brantas Energy Firmansyah Ibnu Haryoso sebagai induk perusahaan.
Firmansyah Ibnu Haryoso menyambut baik kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Menurut Firmansyah, ini merupakan sinergi yang baik karena dapat andil dalam mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060 di Indonesia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Awaluddin menjelaskan, energi hijau yang dihasilkan oleh PLTM Madong akan dikirim melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 Kilo Volt (kV) sepanjang 31 kilometer sirkuit (kms) ke titik interkoneksi IPP dan PLN di Gardu Hubung Kalimbuang dan Rantepao, kemudian listrik dialirkan kepada pelanggan di Kabupaten Toraja Utara.
Ke depannya, berdasarkan panduan RUPTL tahun 2021-2030, PLN UIW Sulselrabar akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau yaitu di Provinsi Sulsel, Sultra dan Sulbar dengan kapasitas 17,61 MWp.
Dengan demikian PLN berkomitmen mendukung transisi ke energi terbarukan dan pembangkit ini juga berperan dalam salah satu pilar G20 tahun 2022, yaitu pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dengan sustainable energy transition menjadi isu prioritas.[jef]