Sulsel.WahanaNews.co - PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama dengan PT PLN (Persero) untuk mengembangkan ekosistem green hydrogen dan green ammonia terintegrasi di kawasan industri PT Pupuk Kujang.
Penandatanganan kerjasama itu pun dilakukan di sela rangkaian COP28 di Dubai, UEA, Minggu (3/12/2023) lalu sebagai bentuk implementasi prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG) di perseroan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
“Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mengembangkan energi bersih di Indonesia melalui pengembangan green ammonia menggunakan existing facility Pupuk Indonesia. Kami berharap, joint study ini akan mendorong Indonesia menjadi pelopor pengembangan solusi energi hijau dan mencapai target net zero emission di 2060,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi melalui keterangannya, dikutip Selasa (5/11/2023).
Kerjasama tersebut, lanjut Rahmad, adalah upaya untuk memperluas kerja sama pengembangan ekosistem green hydrogen dan green ammonia di Indonesia.
Sebelumnya, Pupuk Indonesia bersama PLN juga berkolaborasi untuk pengembangan Green Industrial Cluster di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) di Lhokseumawe Aceh, serta pengembangan green hydrogen dan green ammonia pada kawasan industri Petrokimia Gresik di Jawa Timur.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Menurut Rahmad, pengembangan ekosistem industri hijau atau tanpa emisi karbon itu selain merupakan implementasi prinsip ESG, juga sebagai langkah nyata yang sejalan dengan peta jalan (roadmap) dekbarbonisasi untuk mendukung target pencapaian nol emisi karbon pemerintah Indonesia pada tahun 2060.
Ia mengungkapkan, arah pengembangan perusahaan ke depan adalah menjadi industri pupuk dan petrokimia global yang terintegrasi. Dengan kapasitas produksi amonia Pupuk Indonesia grup sekitar tujuh juta ton per tahun, perusahaan berpotensi besar menjadi pemain utama pada industri ini.
“Pupuk Indonesia berpotensi besar menjadi global player pada industri green ammonia, terlebih dengan posisi strategis Indonesia yang dapat menjadi hub green hydrogen dan green ammonia,” imbuh Rahmad.