Dalam aksinya mereka memblokir jalan poros trans Sulawesi dengan menggunakan truk besar yang dijadikan sebagai mimbar orasi.
Bahkan, para mahasiswa sempat bersitegang dengan pihak kepolisian, lantaran berusaha membakar ban bekas. Namun, dicegat oleh petugas keamanan.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
"Pernyataan menteri agama yang membandingkan suara adzan dengan suara anjing adalah bentuk penistaan agama, utamanya agama kita Islam," kata jendral lapangan, Syahrul Gunawan.
Menag Tak Bandingkan Suara Azan dengan Gonggongan Anjing
Sementara, Ketua Majelis Umum Indonesia (MUI) Sulawesi Utara (Sulut), KH Abdul Wahab Abdul Gafur mengatakan bahwa Menag tidak membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
KH Abdul mengatakan, telah mendengar seluruh isi pernyataan dari Gus Yaqut, sapaan akrab Menag, tidak pernah menyebutkan apa yang kini dijadikan polemik oleh sebagian orang.
"Masyarakat jangan salah paham dengan pernyataan Menag. Justru salah pengertian. Sepemahaman saya, tidak ada pernyataan dari Menag yang membandingkan suara azan dengan suara anjing menggonggong. Dia hanya mencontohkan, seumpamanya kita di daerah yang mayoritas berada di tengah-tengah minoritas, yang kebetulan memelihara anjing dan menggonggong, kita kan terganggu juga. Seperti itulah mungkin contohnya, bukan perbandingan, yah," ujarnya.
KH Abdul juga meminta kepada masyarakat agar lebih bijak menyikapinya dan tidak usah mempertajam atau "menggoreng" masalah itu, karena Menag juga sudah melakukan klarifikasi terkait hal tersebut.