“Kalau tidak dibersihkan, performanya menjadi tidak optimal. Misalnya, dari kapasitas 55 MW, bisa turun menjadi 53 MW,” katanya.
Pemeliharaan dalam jangka waktu lebih pendek juga dilakukan enam bulan sekali.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Namun, pada tahapan ini, tidak sampai membongkar turbin sehingga prosesnya hanya berlangsung tiga hari.
Dedih menuturkan, kesenjangan pengalaman SDM operasional menjadi salah satu tantangan pemeliharaan PLTP Kamojang.
Jarak perekrutan pegawai yang terlalu jauh membuat pengalaman teknisi dan operator sangat timpang.
Baca Juga:
Sesuai Perintah Kapolri : Polda Riau Ungkap 171 Kasus Narkoba
Padahal, kecakapan merawat unit pembangkit dibentuk dari pengalaman bertugas.
Ia menyebutkan, perekrutan pegawai PLTP Kamojang pertama dilakukan sekitar awal 1983.
Sepuluh tahun berselang, ia bergabung bersama sekitar 120 pegawai lainnya.